Petarung Jalanan






- we found instead that they first got the right people on the bus, the wrong people off the bus, and the right people in the right seats; and then they figured out where to drive it. The old adage "people are your most important assets" turns out to be wrong. People are not your most important asset. The right people are.-




1. Menemukan seorang (karyawan) yang tepat untuk diajak naik ke 'bis' (perusahaan kita).



Pada awal usaha, ada beberapa orang yang dalam perkiraan saya akan sangat membantu apabila diajak bergabung dalam usahaku. Ketika saat tiba tenaga mereka diperlukan dan aku sampaikan rencanaku, Alhamdulillah terwujud juga mereka bergabung diusahaku sampai saat ini. Tetapi banyak juga yang menolak, dengan alas an sudah terlajur enak / mapan diperusahaan yang sekarang lah, yang ingin kepastian kehidupan lah, yang ingin segera besar lah (instan), yang menyebabkan kekecewaan dihati ini.


Point terpenting ada pada berjalannya waktu, selalu fokus pada pembuktian bahwa usaha kita memang akan menjadi ‘Bis’ yang tepat untuk mereka tumpangi, lambat laun (secara ajaib dan pasti ada campur tanganNya) mereka yang awalnya menolak akhirnya bergabung.

Tetapi dasarnya begini :
bila Bis kita sudah berangkat, haruskah kembali untuk mengambil penumpang yang terlambat datang?
Pembuktian terhadap siapa, karena pembuktian itu lebih penting untuk diri kita sendiri bukan kepada yang lain.

2. 'Menaruh' orang yang tak tepat diluar 'bis'.



Tak perlu ada penjelasan panjang tentang ini, jika kita mempekerjakan orang yang salah, satu2nya yang salah disini adalah kita sendiri sebagai owner. Jalan keluar terbaik bagi semua adalah utarakan, beri 1 lagi kesempatan dan keluarkan (jika masih saja gak benar). Tapi, di beberapa pengalamanku berkawandengan sesama entrepreneur, ada 'tipe' pengusaha yg selalu mencari apa yang salah diperusahaannya diluar dirinya sendiri. Karyawan, produk, saingan dll. Padahal jika dilihat dari sudut pandang sesama 'petarung jalanannya', semua kesalahan bersumber dari satu hal, Dirinya sendiri. Jika dikaitkan dengan point nomor 2, seharusnya tak perlu mencari lagi siapa yang pantas keluar dari bis, kita sama2 tahu jawabannya.

3. Menaruh orang yang tepat di kursi yang tepat.


Ini fase paling krusial, orang yang tepat jika tak kita taruh di pos yang tepat, prestasinya akan biasa-biasa saja malah cenderung destruktif bagi kelangsungan usaha secara keseluruhan. Pandai-pandailah melihat potensi terbaik seseorang, karena di banyak kasus, mereka sendiri tak pernah tahu potensi terbaiknya seperti apa. Orang operasional, penjualan, komunikasi, 'manusia angka' dll banyak ciri-ciri potensinya. Resepnya di pergaulan, semakin banyak kita kenal dan belajar tentang orang-orang, semakin tinggi juga pengetahuan kita tentang potensi dasar seseorang.

Kutipan diambil dari buku "Good to Great" karya Jim Collins

Thanks to Far_away 


Related Post :
Definisi / Arti Entrepreneur dan Entrepreneurship
My Company
Kompetisi dan Leadership

Komentar

Postingan populer dari blog ini

For Rent : Sony HXR-MC1500P

Giliran WhatsApp for Facebook yang dikerjain